popular post

Jumat, 13 Januari 2012

Filosofi Padi: Menunduk bukan berarti tunduk kepala menunduk untuk menundukkan hati


Filosofi Padi: Menunduk bukan berarti tunduk kepala menunduk untuk menundukkan hati

Filosofi padi semakin berisi semakin menunduk saya kenal sejak saya masih duduk di bangku SD. Guru bahasa Indonesia saya saat itu menekankan kalimat bijak ini untuk kami resapi dan kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Saat itu saya yang masih kecil mengangguk lugu dan kagum. Bagaimana bisa, siklus tumbuh kembang padi memiliki arti yang begitu dalam.

Semakin berisi semakin menunduk memang bukan sekedar seremonial menundukkan kepala seperti saat mengheningkan cipta di satu upacara bendera. Namun hatilah yang bermain di dalamnya. Bentuknya adalah, kesadaran diri kita bahwa semakin kita mengetahui sesuatu, semakin kita merasa tidak tahu. Semakin sadar betapa kecilnya kita di dunia ini.

Sifat apa yang bisa dikaitkan dengan ini adalah sifat sombong dan menunjukkan rasa ingin lebih dari orang lain. Rasa yang manusiawi sekali hinggap di hati kita masing-masing. Rasa yang datang dan menelusup perlahan hingga tanpa kita sadari mengakar, bertunas, tumbuh kembang dan membesar. Buahnya adalah kita berhenti mau mendengarkan orang lain, menganggap diri selalu tahu sesuatu, menganggap diri kita dan prinsip hidup kita adalah yang paling benar dan menganggap kecil orang lain.



Rasa ini mengikis kepekaan dan empati dalam diri. Belum lagi bila gengsi menemani akan terasa makin membengkak dan membentuk penyakit hati tak terperi. Sombong, Riya, bermuara pada iri dan dengki. Itu semua membuat secara perlahan sepotong hati yang bersih dan lembut itu akan hitam legam dan mengeras bila tidak segera diobati.




Untuk itu, filosofi padi memang sangat pas dan mengena di sini. Senantiasa menundukkan hati kita pada siapapun yang kita temui dan kejadiaan apapun yang terjadi adalah pondasi untuk melangkahkan kaki. Kesederhanaan tingkah laku dan tutur kata menjadi poin yang harus pula dicermati. Karena cukuplah ide dan kerja kita yang besar namun tingkah laku dan tutur kata kita tidak perlu mengikuti.

Untuk pengingat diri sendiri J

Tasik 13/01/2012 02.30 

Tidak ada komentar: