popular post

Selasa, 22 November 2011

Bahasa itu bernama CINTA

CINTA J bahasa Universal yang bisa dirasakan oleh setiap orang. Saya, kamu, dia, mereka pasti pernah merasakan apa itu Cinta. Karena Cinta orang bisa jadi galau, marah-marah, senyum-senyum gak jelas, ketawa, dan nangis di pojokan J betul friends?

Bahkan cinta adalah satu variabel yang paling laku untuk dijadikan tema lagu, film, dan buku. Semua berusaha memaknakan cinta berdasarkan konstruksi pikiran masing-masing.

Haha ya! cinta yang merupakan anugerah terindah dari yang maha Kuasa itu kadang bisa jadi oase di padang pasir atau malah jadi malapetaka buat sang pencinta. Maksudnya? Iya, kalau bahasa universal itu disikapi dengan sikap yang bijak dan diletakkan di koridor yang pas dia akan jadi penyejuk kala panas dan akan jadi penenang dalam kehampaan tapi bila diletakkan dalam koridor yang tidak semestinya dia akan jadi sumber kesedihan, harapan-harapan kosong, dan berakhir dengan kehampaan yang panjang. J

Cayi sering berdiskusi dengan beberapa orang tentang ini. Tentang esensi cinta dan pembuktian cinta. Banyak masukkan yang diperoleh dari diskusi dengan beberapa orang itu. Memberi banyak warna dan persepsi. Kisah-kisah cinta yang Cayi dengar dan rasakan pun memberikan masukan tersendiri. Satu hal yang Cayi ambil dan pahami dari diskusi dari banyak orang sejak sekolah dulu hingga sekarang adalah

“Cinta semakin dalam ditanam akan semakin sakit bila dicabut. Padahal kita tidak pernah mau mencabut sesuatu yang telah susah payah kita tanam”

Ya dong? Cinta itu ibarat menebar benih di tanah.. disiram setiap hari diberi pupuk supaya benih tumbuh mengakar bertunas kemudian membentuk cabang dan ranting kemudian berdaun dan berbuah lebat. Lalu apa yang terjadi bila tiba-tiba kita salah menanam pohon cinta kita di tanah yang bukan milik kita? Atau semisal, tanah yang kita tanami itu menolak keberadaan pohon kita? Tentu kita harus menerima nasib bahwa pohon kita ditebang paksa.

Bila sudah begitu kita harus membuka dengan lapang hati kita kan? Karena mau tidak mau kita harus mencabut pohon lebat berlabel cinta itu sampai akarnya. Sakit? Pasti! Namun itulah resikonya bila kita memang bersikeras untuk menanam benih itu di tempat yang belum jelas kepemilikannya. J

Lalu bagaimana menjawab kegundahan hati yang disebabkan oleh cinta? Pendapat dari cayi anak kecil yang masih piyik dari masalah beginian adalah tanyakan cintamu pada Pemiliknya. Pemilik hati-hati dan pembolak-ballik hati manusia. Tanyakan keberadaan cintamu apakah memang sudah pada orang yang tepat?minta petunjuk yang terbaik dariNYA lalu tempatkan cinta pada koridornya supaya semua menjadi indah bermakna dan berkah. Apa itu? PERNIKAHAN

Ya! esensi cinta adalah memuliakan pasangan maka tidak ada lagi wadah yang paling tepat selain itu J karena cinta adalah sesuatu yang suci dan agung maka penempatannya pun harus istimewa J lalu bagaimana? Saya belum mengenalnya dengan mendalam. Satu hal yang pasti kita tidak pernah benar-benar tau yang terbaik untuk kita. Dan kita tidak pernah membaca dalamnya hati manusia. Maka mintalah petunjukNYa. Bila memang setelah doa-doa panjang dan usaha dilakukan membuat lancar sampai ke pernikahan berarti memang itu pasangan terbaik yang dikirim olehNya.

Karena sesungguhnya mengenal manusia yang notabene adalah mahluk yang cenderung mengalami perubahan bukan hanya membutuhkan waktu setahun, dua tahun, atau bahkan sepuluh tahun melainkan seumur hidup.. Ya! pasti akan ada saja hal-hal baru yang ditemui dalam karakter manusia yang kita kenal dan itu akan menjadi warna tersendiri dalam cinta bila dikoridori dengan tepat.

Tidak ada komentar: