popular post

Minggu, 24 Januari 2010

Transportasi Umum Milik Kita

Apakah kamu seorang Mahasiswa?Komuter?atau pengguna Transportasi umum untuk melakukan aktivitas? kalo iya pasti kamu sering menggunakan transportasi umum seperti saya. yup! saya adalah pengguna setia transportasi umum. Hampir setiap saya berpergian saya selalu menggunakan transportasi umum seperti kopaja, metromini, patas, mikrolet, sampai bus transjakarta yang sudah mulai mengembangkan jalur-jalurnya di setiap titik. kecuali kereta api. saya sangat jarang menggunakan transportasi umum yang satu ini karena saya tidak begitu hapal dengan skema penggunaan kereta api kemudian yang sangat penting saya tidak hapal jalur-jalur kereta tersebut. gawat bukan? itulah yang membuat saya tidak berani spekulasi untuk menggunakan kereta api jika berpergian sendiri. terkecuali jika saya berpergian bersama teman-teman yang memang sudah mengetahui jelas jalur-jalur kereta api tersebut.

Apa yang menarik dari transportasi umum di Jakarta dan Kota-kota penyangganya?hmmhh jawabannya BANYAK! saya tidak tahu apakah ini juga terjadi di kota-kota lain di Indonesia atau tidak. Transportasi umum di Jakarta khas dengan beberapa ciri.

Armada yang digunakan tidak memenuhi standar : untuk beberapa transportasi umum yang beredar banyak yang sudah tidak layak digunakan. mulai dari fasilitas tempat duduk yang sudah mulai tidak layak untuk dijadikan alas duduk, klakson yang tidak berbunyi, sampai lampu belakang yang tidak menyala. pernah saya menaiki kendaraan umum yang benar-benar layak untuk dimuseumkan. apa sebab? bayangkan untuk menyalakan kendaraan tersebut tidak usah menggunakan kunci. cukup menyambungkan dua kabel dengan warna berbeda, terjadi percik-percik sebentar dan "plop" tiba-tiba mesin sudah berbunyi. mobil yang saya tumpanngi begitu buruk rupa dengan design depan sudah sangat acak-acakan. yup dashboard mobil yang hilang entah kemana menyisakan gulungan kabel yang awut-awutan.

Naik terus sampe penuh : mungkin itulah slogan yang paling tepat untuk moda bus patas dan metromini. saya adalah pengguna moda bus 98 jurusan kamp. rambutan - pulo gadung. saya menggunakan bus ini untuk pulang setelah beraktivitas di kampus. Bus 98 saya pilih karena jalurnya sangat pas dengan jalur saya pulang. dengan naik 98, saya hanya perlu dua kali ganti kendaraan untuk sampai rumah. sayangnya kecintaan saya pada bus 98 tidak berbanding lurus dengan usaha pengelola bus 98 untuk melayani pelanggannya. bus 98 yang notabene merupakan bus kecintaan mahasiswa kampus saya dan sejumlah masyarakat yang bekerja di kawasan pulo gadung dan sekitarnya yang memiliki rumah di daerah pasar rebo, garuda, dan sekitarnya hanya dilayani dengan jumlah bus yang minim. terakhir saya dapat informasi bus dengan nomer 98 itu hanya memiliki armada sejumlah 4 buah. Bayangkan 4 buah! otomatis ketika bus hijau yang terkadang catnya sudah mengelupas di sana-sini harus bertahan menahan beban yang sedemikian padat. saking padatnya tak jarang bus hijau tua itu harus berjalan dengan badan tidak seimbang alias doyong kanan atau kiri. apakah tidak ada pengaturan dalam mengangkut penumpang? wahhhh jangan salah sang kenek justru begitu semangat untuk memasukkan penumpang-penumpang untuk bisa ikut ke dalam mobil. saya dan penumpang lain layaknya barang yang disusun dalam sebuah lemari. begitu padat tersusun (baca : berjejalan) di dalam bus. bahkan, saking begitu sempitnya saya pernah berceloteh kepada teman saya yang sering pulang bersama saya ketika kami gagal untuk naik bus 98 yang kami kejar. "hmmph, gila itu mobil udah miring-miring dan penuh banget. buat jempol aku aja gak muat" ujarku yang langsung disambut gelak tawa kami berdua.

Supir sembilan nyawa : kalau slogan untuk mobilnya sudah kita dapatkan lalu apa slogan untuk sang sopir? saya berinisiatif untuk menjulukinya dengan supir sembilan nyawa. hmmh sebutan ini bukan tanpa alasan. kalau teman-teman ada yang pernah menaiki bus, metromini, atau kopaja pasti setuju dengan julukan saya ini. sang supir memang cocok diberikan julukan itu karena kenekatan yang sering mereka lakukan. serasa memiliki nyawa sembilan mereka tidak perduli dengan keselamatan. jangankan keselamatan para penumpang terkadang mereka lupa dengan keselamatan mereka sendiri. pernah saya ingin pergi ke kampus dengan menaiki bus patas 57. perjalanan awal kecepatan sudah mulai kencang. saya menikmati saja sampai pada titik di mana bus itu bertemu rivalnya yang memiliki trayek hampir sama. yap! bus 300 melintas dengan kecepatan tinggi. supir 57 yang panas pun tidak mau kalah menyusul. hingga terjadi susul-menyusul di jalanan. jalanan yang tidak besar itu harus penuh dengan kejar-mengejar dua bus yang notabene ukurannya tidak kecil. saya yang tengah berdiri merasakan betul hembusan angin dan hentakan-hentakan yang terjadi selama kejar-mengejar terjadi. beberapa kali saya hampir terhempas keluar karena kencangnya hentakan yang saya rasakan. dahsyat memang! perjalanan yang seharusnya memakan waktu 30 menit bisa ditempuh hanya 15 menit.

Lain waktu saya juga pernah mengalami gilanya aksi supir sembilan nyawa itu. satu kali saya pernah hunting berita di kota tua pada malam hari. saya tidak sendiri melainkan bersama dengan 10 teman saya yang tergabung di unit kegiatan mahasiswa di bidang jurnalistik. kami berinisiatif ke kota tua dengan mengeteng. saya dan teman-teman pukul 8 malam naik bus 905 jurusan kota-pulogadung. seperti biasanya bus 905 sangat sepi terlebih saat saya pergi sudah malam hari. mobil disetop dan saya pun naik. baru saya menjejakan kaki dan berinisiatif untuk duduk tiba-tiba mobil sudah bergerak kencang sekali bak bus satria yang ada di film Harry potter. tak ayal saya pun terhempas ke samping bus. untungnya karena terhalang teman saya saya terselamatkan dan tidak jatuh keluar bus. humfh. saya pun berdiri perlahan sekali dan berpengangan dengan erat untuk bisa duduk di bangku yang ada.

Menunggu sampai berlumut : menunggu adalah hal yang paling menyebalkan. terlebih jika kita harus mengejar waktu untuk memenuhi deadline. menunggu sampai berlumut. itulah yang dirasakan ketika saya menaiki kendaraan yang memiliki kebiasaan mengetem sebelum berangkat. mereka tidak mau jalan sampai tidak ada lagi kursi yang tersisa. untuk moda bus bisa sampai tidak ada lahan yang tersisa. waktu menunggu pun tidak pasti. bisa 5 menit, 10 menit, bahkan satu jam! sadis! untuk angkutan CH (mobil yang saya biasa naiki) saya memiliki alternatif jika tidak mau menunggu. saya bisa berjalan sebentar sampai ujung jalan hingga ada CH yang nyodok (tidak ngetem alias langsung jalan) datang. menaiki mobil yang nyodok juga terkadang tidak menyenangkan. syukur-syukur jika ternyata selama perjalanan banyak penumpang yang sedang menunggu di jalan sehingga mobil cepat penuh. kalo tidak? bersiaplah berpergian dengan mobil yang memiliki kecepatan seperti keong sangat lambat :D

berbeda dengan mobil angkutan umum CH ada pula bus yang gemar mengetem yaitu bus P9. bus ini sangat saya gemari karena trayeknya melewati tol sehingga cukup waktu 10-20 menit untuk sampai di kampus saya. namun itu bila kita beruntung alias bila sewaktu kita naiki bus sudah dalam keadaan lumayan penuh atau bus P9 lainnya sudah tiba. jika belum? bersiaplah untuk menunggu di dalamnya sampai berjam-jam. saya pernah ingin pergi ke kampus dengan menggunakan bus tersebut. setelah berpikir beberapa alternatif saya memilih bus P9 sebagai pilihan transportasi menuju kampus. begitu sampai di Pinang Ranti tempat bus itu parkir, saya adalah penumpang ketiga yang ada di dalam bus. "waduh alamat nunggu lama nih "pikir saya. benar saja ketika saya duduk dan tertidur cukup lama begitu bangun saya masih dalam posisi yang sama persis dengan posisi mobil p9 yang tak kunjung bergerak. ketika saya menengok jam di Cell phone saya jam sudah menunjukkan pukul 12.00 berarti sudah satu setengah jam saya menunggu. itupun saya harus menunggu 15 menit lagi baru setelah itu mobil berjalan. mungkin jika diibaratkan kayu saya seperti kayu yang berlumut karena lamanya menunggu. LOL ;)

Bus = Papan curhat dan Tempat sampah umum : Hal lain yang sempat membuat saya cengar-cengir dan geleng-geleng kepala adalah ketika melihat ulah para oknum penumpang. mereka dengan seenaknya mencorat-coret di dalam bus. tulisannya beragam. mulai dari pernyataan kecintaan, pengenalan nama dan pemberian no tlp, sampai bahasa-bahasa yang tidak layak untuk ditulis. tulisan-tulisan itu bisa ditemui di dinding bus mupun di bangku penumpang. cat bus yang mengelupas dan beberapa fasilitas bus yang rusak ditambah dengan tulisan-tulisan itu menambah butut tampilan bus umum. belum lagi sampah-sampah yang dibuang begitu saja di dalam bus. sampah jeruk, plastik, bungkus rokok dan sampah-sampah lainnya berserakan di samping kanan dan kiri bus. inilah yang membuat saya miris. kesadaran untuk menjaga transportasi umum bersama-sama belum tumbuh di masyarakat. saya begitu terpana ketika suatu waktu saya pulang dari Kompas dengan menaiki patas 6. saya duduk bersama dengan seorang pria lanjut usia. saya menebak dia bukanlah warga asli Indonesia. saya terkejut begitu melihat dia sudah menyediakan toples untuk menampung sampah-sampah yang dia hasilkan. sampah-sampah jeruk dan plastik bekas ia makan ia tidak buang di bawah jok seperti yang sering orang lain lakukan namun ia memasukkan ke dalam toples plastik itu. saya juga termasuk orang yang tidak suka membuang sampah di sembarang tempat. saya lebih memilih menyimpan sampah itu di tas atau kantung rok saya sampai saya menemukan tempat sampah. namun, saya tidak sesiap bapak itu yang sengaja membawa toples untuk menampung sampahnya. sungguh perbuatan yang inspiratif :)

Moda transportasi yang sekarang saya sering gunakan adalah bus transjakarta. secara umum saat pertama kali saya menggunakan bus ini sangat nyaman dan menyenangkan. jalur bus yang jelas, ac yang dingin, antrian yang rapi dan fasilitas yang bisa membuat saya nyaman dan tenang di dalamnya. saya pernah menggumam dalam hati bahwa transjakarta walaupun merupakan ambisi Sutiyoso yang tidak terkalahkan sehingga jalanan yang cuma seiprit itu harus tetap disesakkan dengan halte bus ternyata lumayan berguna. namun sayang disayang konsep besar yang begitu ingin diwujudkan dari zaman sutiyoso dan dilanjutkan oleh FOke ini tidak benar-benar diperhatikan dengan serius. saya bukan berbicara asal dan tanpa sebab. pernah mendengar bus transjakarta yang terbakar?atau pernah mendengar penumpang yang terjatuh? yah itulah sekelumit kisah yang saya rasa harus terus diperbaiki dalam pengelolaan transjakarta. saat saya menaiki trans, saya memperhatikan banyak kerusakan pada tangga arah transjakarta seperti pada tangga transjakarta PGC dan halte Polda. belum lagi moda transjakarta yang sedikit itu membuat penumpang harus berdesak-desakan untuk bisa terangkut. saya jadi berpikir mengapa sekarang bus transjakarta tidak jauh berbeda dengan bus patas lainnya? yang paling mengkhawatirkan adalah saya pernah menemui bus transjakarta yang pintu belakangnya tidak bisa ditutup! dan saat saya menaiki bus itu penumpang begitu padat. saya sampai harus memegang kencang pinggang teman saya. takut-takut ketika berjalan saya terdorong dan jatuh ke belakang. ketika ada seorang ibu yang bertanya kepada petugas trans yang berdiri selama bus menjalani trek.. petugas itu hanya tersenyum dan berkata "pintunya rusak bu jadi gak bisa ditutup" hummmpp saya terkaget dan hanya bisa terus berdzikir sepanjang perjalanan :D

itulah sekelumit pengalaman yang saya rasakan ketika menaiki trasportasi umum.. dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya saya tetap cinta transportasi umum yang ada. mungkin kuncinya ada pada perbaikan-perbaikan dan usaha bersama untuk menjaganya. sehingga transportasi umum milik kita bisa dirasakan bersama. bagaimana? mau mencoba? ^^